Minggu, 09 Desember 2012

Bila Ibu Boleh Memilih.....

Anakku…
Bila ibu boleh memilih berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu,
Maka Ibu akan memilih mengandungmu,
Karena dalam mengandungmu Ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah,
Sembilan bulan Nak, engkau hidup di perut Ibu,
Engkau ikut kemanapun Ibu pergi,
Engkau merasakan ketika jantung Ibu berdetak karena kebahagiaan,
Engkau menendang dinding rahim Ibu ketika engkau merasa tidak nyaman,
Karena Ibu kecewa dan berurai air mata,



Anakku…
Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu harus operasi ceasar,
Atau Ibu harus berjuang melahirkanmu,
Maka Ibu memilih berjuang melahirkanmu,
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu,
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga,
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan keluar ke dunia,
Sangat Ibu rasakan,
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua,
Malaikat tersenyum di antara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak akan pernah bisa Ibu ceritakan kepada siapapun,
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecahkan dunia,
Saat itulah, saat yang paling membahagiakan,
Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah,
Dan penetapan hati tenang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu,

Anakku…
Bila Ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka Ibu pilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu Ibu telah membekali hidupmu,
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yang sangat berharga,
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Ibu dalam kantuk Ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan,

Anakku…
Bila Ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat,
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle,
Maka Ibu memilih bermain puzzle denganmu,

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan,
Jika dengan pilihan Ibu, engkau merasa sepi dan merana,
Maka maafkanlah Nak,
Maafkanlah Ibu,
Maafkan Ibu,
Percayalah Nak, Ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu keping pun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang,
Percayalah Nak,
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka Ibu,
Percayalah Nak,
Engkau selalu belahan nyawa Ibu,
(Ratih Sanggarwati)

Ngebaca puisi ini jd inget sama dede yg pergi tgl 17 nov kemarin...
huff....mudah2an kepergian dede kemarin bakal digantiin sm Allah dgn ade nya dede yg lebih sehat dan lebih kuat lagii....
Bismillah...sekarang persiapin ruang yg baik dulu utk adenya dede,biar adenya dede nyaman nantinya....
Mudahkan Ya Allah....aammiiinnn... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar